Sabtu, 28 Februari 2015

Bagian - Bagian Pabrik Minyak Kelapa Sawit (1)


Pabrik minyak kelapa sawit terdiri dari beberapa station yang mempunyai tugas dan fungsi masing-masing. Tiap-tiap station saling berkaitan satu dengan yang lainnya, sehingga apabila terjadi problem pada salah satu station akan menghambat proses pengolahan TBS pada staton berikutnya. Produk utama dari pabrik minyak kelapa sawit adalah CPO (cruide oil palm) dan kernel, sedangkan limbah dari pabrik minyak kelapa sawit yaitu limbah padatan dan limbah cair. Limbah padatan berupa fibre, janjang kosong, dan cangkang, sedangkan limbah cair berupa air sisa proses pengolahan.

Pada tulisan sebelumnya saya sudah menjelaskan secara singkat proses alur pengolahan kelapa sawit dari TBS menjadi produk CPO dan kernel serta limbah yang di hasilkan, berikut saya akan ulas satu per satu setiap station yang ada di PMKS lebih detail lagi....

Berikut adalah station yang ada di sebuah pabrik minyak kelapa sawit sbb :
  1. Station Fruit Reception and Storage 
  2. Station Sterilizer. 
  3.  Station Thressing. 
  4.  Station Pressing. 
  5. Station Clarification. 
  6.  Station Kernel. 
  7. Station Boiler. 
  8. Station Power. 
  9. Station Water Treatment Plant. 
  10. Station Boiler Water Treatment Plant. 
  11.  Station Final Effluent

1.     STATION FRUIT RECEPTION AND STORAGE

Dalam station penerimaan dan penyimpanan dalam sebuah pabrik minyak kelapa sawit (PMKS) terdiri dari beberapa bagian diantaranya adalah :
o   Weigh Bridge
o   Loading ramp
o   Oil Storage tank
o   Despath sheed


a.  Weigh Bridge (Jembatan timbang)
Fungsi Jembatan Timbang atau WEIGHBRIDGE adalah untuk mengetahui tonase /berat dari TBS yg diterima pabrik, CPO & Kernel Despatch, Tandan kosong, serta lainnya yang ingin di ketahui beratnya.

Gambar 1. Jembatan timbang

Yang dimaksud dari Jembatan Timbang pada PMKS ialah Jembatan yang telah dilengkapi dengan sensor Loadcell untuk membaca berat dari media yang akan di timbang, yang terdiri dari beberapa komponen penunjang diantaranya :
      Indicator Timbangan
      Loadcell ( Sensor )
      Konstruksi Timbangan ( Besi WF : 500 / 600 / 200 Untuk Main Beam & Cross Beam )
      Pondasi ( Bisa berupa cakar ayam atau tiang pancang )
      Kamera (optional)
      Software dan printer

Indicator jembatan timbang
Indicator adalah alat yang digunakan untuk membaca dan mengetahui berat dari mobil / truck yang ditimbang, sama seperti timbangan pada umumnya Indicator merupakan komponen penting dari sebuah Jembatan Timbang

Loadcell
Loadcell atau yang biasa disebut sensor timbangan ialah satu dari bagian part Jembatan Timbang yang letaknya antara pondasi dan konstruksi Jembatan Timbang, loadcell umumnya terbuat dari Alloy Stell & Stainless Stell, kapasitas Loadcell tergantung dari kapasitas Jembatan Timbang ada yang 20 / 25 / 30 Ton

Konstruksi jembatan timbang
Konstruksi Jembatan Timbang sedikit berbeda dengan Jembatan biasa pada umumnya, karena terbuat dari plat dan besi yang khusus didesain untuk alat timbang dan telah disertifikasi contoh dari besi tersebut adalah ( Besi WF : 500 / 600 / 200 Untuk Main Beam & Cross Beam )

Pondasi jembatan timbang
Pondasi Jembatan Timbang sama seperti pondasi pada umumnya yang biasanya terbuat dari Tiang Pancang maupun cor beton, hanya saya pondasi jembatan timbang tatakannya menggunakan base plate yang berfungsi untuk menahan konstruksi dan Laodcell

Gambar 2. Contoh pondasi jembatan timbang

Kamera
Biasa pada beberapa pabrik di jembatan timbang di pasang kamera cctv, sebagai bagian dari pengamanan dari jembatan timbang. Kamera sama seperti yang biasa kita lihat di mal-mal ataupun pusat perkantoran dan pertokoan.

Software dan printer
Untuk memudahkan pembacaan dan mendata hasil penimbangan jembatan timbang dilengkapi dengan software khusus dan sebuah printer untuk mencetak hasil penimbangan. Hasil penimbangan dapat kita lihat dan simpan sesuai kebutuhan. 








Gambar 3. Contoh indikator, printer dan software pada perangkat jembatan timbang

Prosedur dan tata cara penimbangan
Untuk tata cara prosedur penimbangan setiap management PMKS mempunyai cara masing-masing guna mendapatkan hasil kerja yang optimal, namun pada prinsipnya cara kerja dari setiap jembatan timbang adalah sama. Dimana diawali dengan truck yang membawa TBS melapor dulu di pos pengamanan guna mendapatkan ijin dan nomor antrian masuk untuk menimbang, lalu truck masuk di jembatan timbang untuk di timbang berat gross nya, setelah itu muatan TBS di turunkan di loading ramp dan truck kembali untuk menimbang yang kedua guna mendapatkan berat netto dari TBS tersebut. Setelah itu operator timbang akan menyerahkan hasil timbangan ke sopir truck tersebut.
Jembatan timbang umumnya setiap tahun sekali di kalibrasi oleh badan metrologi untuk mendapatkan hasil penimbangan yang akurat.


b.  Loading ramp
Konstruksi loading ramp berupa suatu area yang di beton dan dibuat sedemikian rupa sehingga TBS dapat di masukan kedalam lorry. Fungsi dari Loading ramp adalah sebagai tempat penampungan TBS sekaligus sebagai tempat pengisian buah kedalam lorry dengan memafaatkan gaya gravitasi.








Gambar 4. Area loading ramp.

Pada laodingramp akan terjadi suatu proses penerimaan TBS dari proses penimbangan, TBS di kumpulkan dalam area loading sebelum dilakukan proses pengolahan lebih lanjut. Selain itu pada loading ramp juga terjadi proses sortasi atau grading pada TBS. Sudah menjadi hal yang baku bahwa kualitas minyak yang baik berasal dari kwalitas TBS yang baik. Suatu hal yang mempengaruhi juga jika station penerimaan buah tidak dioperasikan secara baik, seperti penanganan buah yang tidak efficient atau operasi processing yang tidak benar juga akan mempengaruhi kwalitas dari crude oil.








Gambar 5. Proses penerimaan buah di station laoding ramp.

Grading/sortasi TBS
Tujuan grading TBS adalah suatu proses penentuan atau pemeriksaan kualitas TBS atau raw material PMKS dengan kreteria tingkat kematangan buah. Dari proses ini nantinya akan diketahui persentase kwalitas dari TBS yang masuk sehingga akan sangat mempengaruhi hasil cruide oil. Untuk mendapatkan cruide oil yang baik, di butuhkan raw material yang baik pula. Raw material PMKS adalah Tandan Buah Segar (TBS) yang matang sempurna.

Prosedur sortasi buah sawit
Prosedur sortasi ini ditujukan untuk hasil panen dari kebun atau estate.  Pelaksanaan  sortasi ini diawasi oleh pihak pabrik (petugas sortasi dan Asisten pabrik) dan pihak kebun/estate (Asisten lapangan)
Dalam keadaan normal, sortasi buah sawit hanya dilakukan untuk hasil panen yang segar.  Adapun cara lain, hasil panen yang bermalam atau restan dapat disortasi tetapi harus dicatat bahwa panen tersebut sudah bermalam atau restan. Sortasi  yang sama dilakukan untuk kedua kasus tersebut. Minimal 100 janjang yang dibutuhkan untuk satu kali  sortasi, yang mana secara acak diseleksi. Frekuensi pengambilan contoh sedikitnya satu truk dari masing-masing kebun/divisi setiap hari pengolahan. Sortasi panen dari kebun/ divisi tertentu  harus diatur sehingga semua panen dapat disortasi. Adapun prosedur pelaksanaan sortasi:
o      Turunkan janjangan secara acak diatas lantai sortasi.
o      Periksa masing-masing janjangan secara menyeluruh dan pisahkan menurut  kriteria kematangan.
o      Hitung jumlah janjangan dari masing-masing kategori dan nyatakan dalam persen berdasarkan jumlah janjangan yang diperiksa.
o      Periksa panjang tangkai dari masing-masing janjangan, dan catat jumlah janjangan dengan tangkai lebih panjang 50 mm, nyatakan dalam persen dari total jumlah janjangan.
o      Catat hasil sortasi didalam lembaran harian sortasi.
o      Jika mutu buah sawit sangat jelek (dalam hal kematangan atau panjang tangkai), sisihkan janjangan tersebut dan informasikan ke Manager Pabrik. Managemen Estate/ kebun harus diinformasikan dan seorang wakil   dimintai untuk memeriksa dan mengkonfirmasikan mutu dari buah sawit.
o      Bersihkan buah sawit dari areal sortasi untuk sortasi berikutnya.

Tabel 1. Contoh Kriteria dan Target Sortasi Buah Sawit. 
Bunch Category
Grading Criteria
% of 100 Bunches
Immature Bunch
No Loose fruit/ bunch
0
Unripe Bunch
Less than 10 Loose fruit/ bunch
0
Under Ripe Bunch
10-24 Loose fruit/ bunch
<20
Ripe Bunch
More than 25 Loose fruit/ bunch
>75
Over Ripe Bunch
More than 50% fruitlets detached with 10% still remaining
<2
Rotten Bunch
More than half of the bunch is rotten & soft
<2
Empty Bunch
More than 90% fruitlets detached
0
Bunch Stalk
Bunch stalk length is more than 2.5 Cms
<1


Standard Kematangan Buah Sawit
Adapun kriteria kematangan buah  yang ditetapkan untuk setiap PMKS tidak sama, namun secara umum dapat dikategorikan sebagai berikut:

o      Buah immature
Buah immature digolongkan sebagai buah yang masih hitam dan keras.  Buah immature ditandai dengan tidak adanya berondolan yang lepas dan mengandung sangat sedikit minyak.  Buah ini disebut  buah immature.








Gambar 6. Contoh buah immature

o      Buah mentah (unripe bunch)
Buah mentah adalah kurang dari 10 berondolan yang lepas dalam setiap janjangnya.









Gambar 7. Contoh buah mentah
 
 o      Buah mengkal (under ripe)
Buah mengkal adalah buah yang tidak ada brondolan yang lepas dari janjangnya tetapi warna sudah berubah merah.









Gambar 8. Contoh buah mengkal

o      Buah masak (normal ripe)
Buah masak dengan lebih dari 25 berondolan yang lepas dari janjangan dan berwarna merah. 









 
Gambar 9. Contoh buah matang

o      Buah lewat masak (Over Ripe)
Buah yang lewat masak dengan berondolan lepas lebih dari 50% tetapi masih tertinggal 10%.









Gambar 10. Contoh buah lewat masak.


o      Buah busuk (Rotten bunch)
Buah busuk adalah buah dalam ikut membrondol.







Gambar 11. Contoh buah busuk

o      Tangkai Kanjangan (Long Stalk)
Tangkai janjangan yang panjangnya lebih dari 2.5 cm adalah Janjangan Panjang. Tangkai janjangan tidak mengandung minyak. Tangkai ini hanya menambah berat pada waktu penimbangan buah sawit tetapi menyerap minyak pada saat proses sterilisasi  dan threshing. Tangkai ini sangat tidak diharapkan dan panjang dari tangkai harus sependek mungkin.  Suatu praktek yang baik adalah dengan memotong tangkai dan membuat bentuk V  pada ujung bawah tangkai.










Gambar 12. Contoh buah dengan tangkai panjang

o      Janjangan Kosong (Empty Bunch)
Janjangan kosong dengan lebih dari 90% berondolan yang lepas. Sama hal nya dengan tangkai panjang, jika janjang kosong terikut masuk dalam proses, hanya akan menambah berat timbangan dan menyerap minyak dalam sterelisasi.










Gambar 13. Contoh Janjangan kosong
Hasil pengolahan Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) yang optimum sangat tergantung dengan mutu Tandan Buah Segar (TBS) yang masuk ke  PMKS.

Hal – hal yang perlu diperhatikan dan pertahankan dalam sistem penerimaan TBS di dalam sebuah PMKS adalah sebagai berikut :

o        Penimbangan yang akurat untuk produk yang masuk dan keluar dari PMKS (TBS,CPO,kernel,cangkang dll)
o        Kehilangan fruitlet (brondolan) seminimal mengkin.
o        Pelaksanaan grading kwalitas TBS masuk yang mewakili dan akurat.
o        Penanganan/perlakuan yang seminimal mungkin terhadap TBS, minimalkan double handling (akan mempengaruhi kwalitas / kwantitas cpo produksi).
o        Sistem keluar masuk truck atau tanki yang lancar.
o        Daya tampung TBS yang mencukupi sesuai dengan kapasitas olah PMKS.
o        Desain flow (aliran) yang benar dan sesuai system processing.
o        First in, first out sistem harus diterapkan pada pengisian dan pemasukan lori ke processing, sebab hal ini juga akan mempengaruhi kwalitas CPO.
o        Pengisian TBS dari truck ke loading ramp diusahakan dari pintu no. 1 dan seterusnya.
o        Brodolan yang berserakan di lantai harus segera dimasukan kembali ke lori sebaiknya dibagikan ke dalam  beberapa lori.
o        Setelah pengisian lori selesai TBS harus diratakan permukaannya pada lori sebelum dimasukan rebusan.
o        Setiap penuangan atau mau buka Ramp agar selalu diperhatikan apakah ada benda asing yang terikut masuk antara lain: potongan besi, batu-batu ukuran besar, pelepah sawit , goni-goni plastik eks pupuk, dll.

Peralatan Dan Mesin – Mesin Pada Loading Ramp

o        Hydraulik control system / gear box system
o        Pintu loading ramp (12 per ramp)
o        Handle pengontrol buka – tutup pintu
o        Hydraulic motor
o        Pipa – pipa dan selang hydraulic
o        FFB conveyor 1









Gambar 14. Contoh loading ramp









Gambar 15. Contoh ramp 12 pintu c/w hydroulic sliding door dan FFB conveyor 1. 


semoga bermanfaat bagi yang membacanya...


Di ulas dari berbagai sumber ( bersambung....)