Sabtu, 23 Mei 2015

Semen

Semen hidraulik adalah semen yang mengeras apabila dicampur
dengan air dan setelah mengeras tidak mengalami kimia jika dikena
air.
Semen Portland adalah semen yang diperoleh dengan mencampur
bahan-bahan yang mengandung kapur dan lempung, membakarnya
pada temperatur yang mengakibatkan terbentuknya klinker dan
kemudian menghaluskan klinker dengan gips sebagai bahan
tambahan.
Semen portland terbagi menjadi 5 type yaitu (Popovics, S. 1982):
a. Type I atau Portland Composite Cement (PCC)
Merupakan semen yang dipergunakan secara luas untuk
konstruksi umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus,
antara lain : bangunan, perumahan, gedung-gedung bertingkat,
jembatan dan jalan raya.
8
b. Type II
Semen portland yang dalam penggunaanya memerlukan
ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang. Untuk mencegah
seragan sulfat maka pada semen jenis ini, senyawa C3A harus
dikurangi. Semen jenis ini biasanya digunakan pada bangunanbangunan
sebagai berikut:
1. Pelabuhan, bangunan-bangunan lepas pantai.
2. Pondasi atau basement dimana tanah/air tanah terkontaminasi
oleh sulfat.
3. Bangunan-bangunan yang berhubungan dengan rawa.
4. Saluran-saluran air buangan/limbah.
c. Type III
Semen portland yang dalam penggunaanya menuntut persyaratan
kekuatan awal yang tinggi. Pada semen jenis ini kuat tekan pada
umur 3 hari mendekati dengan umur 7 hari pada semen type I.
Untuk mmempercepat proses hidrasi maka semen jenis ini dibuat
lebih halus dengan specific surface tidak kurang dari 2800 cm2/gr.
Proporsi senyawa C3S dibuat lebih besar dan proporsi senyawa
C3A lebih kecil. Semen jenis ini biasanya digunakan padda
bangunan-bangunan sebagai berikut:
1. Pembuatan beton pracetak
2. Bangunan yang membutuhkan pembongkaran bekisting yang
lebih cepat.
3. Perbaikan pavement (beton).
9
d. Type IV
Semen portland yang dalam penggunaanya menuntut persyaratan
panas hidrasi yang rendah. Retak yang terjadi setelah pengecoran
beton massa membuat para ahli memikirkan jenis semen yang
sesuai untuk pengecoran beton massa. Untuk mengurangi panas
hidrasi yang terjadi (penyebab retak), maka pada semen jenis ini
senyawa C3S dan C3A dikurangi. Semen jenis ini mempunyai
kuat tekan yang lebih rendah dari semen type I. Semen jenis ini
biasanya digunakan pada bangunan-bangunan sebagai berikut:
1. Konsturksi Dam
2. Basement
3. Pembetonan pada daerah bercuaca panas.
e. Type V
Semen portland yang dalam penggunaanya menuntut persyaratan
yang sangat tahan terhadap sulfat. Penggunaan semen jenis ini
sama dengan pada semen type II dengan kontaminasi sulfat yang
lebih pekat.

Jumat, 22 Mei 2015

SNI 2417:2008 : Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles



Cara uji keausan agregat dengan
mesin abrasi Los Angeles


1   Ruang lingkup
Metode pengujian ini meliputi prosedur untuk pengujian keausan agregat kasar dengan
ukuran 75 mm (3 inci) sampai dengan ukuran 2,36 mm (saringan No.8) dengan
menggunakan mesin abrasi Los Angeles.

2   Acuan normatif
SNI 03-1968-1990, Metode pengujian tentang analisis saringan agregat halus dan kasar
SNI 03-6865-2002, Tata cara pelaksanaan program uji antar laboratorium untuk penentuan presisi metode uji bahan konstruksi
SNI 03-6889-2002, Tata cara pengambilan contoh agregat
SNI 13-6717-2002, Tata cara penyiapan benda uji dari contoh agregat
ASTM C 125, Terminology relating to concrete and concrete aggregate
ASTM C 131-01 atau AASHTO T 96-02, Standard Test Method for Resistance to
Degradation of Small-Size Coarse Aggregate by Abrasion and Impact in the Los Angeles Machine
ASTM C 535-96, Standard Test Method For Resistance to Degradation of Large Size Coarse
Aggregate by Abrasion and Impact in the Los Angeles Machine

3 Istilah dan definisi
3.1
bola baja
besi bulat dan masif dengan ukuran dan berat tertentu yang digunakan sebagai beban untuk
menggerus agregat pada mesin abrasi
3.2
gradasi A
material agregat kasar dari ukuran butir maksimum 37,5 mm (1½ inci) sampai dengan agregat ukuran butir 9,5 mm (3/8 inci)
3.3
gradasi B
material agregat kasar dari ukuran butir maksimum 19,0 mm (3/4 inci) sampai dengan agregat
ukuran butir 9,5 mm (3/8 inci)
3.4
gradasi C
material agregat kasar dari ukuran butir maksimum 9,5 mm (3/8 inci) sampai dengan agregat
ukuran butir 4,75 mm (saringan No. 4)
3.5
gradasi D
material agregat kasar dari ukuran butir maksimum 4,75 mm (saringan No.4) sampai
dengan agregat ukuran butir 2,36 mm (saringan No.8)
3.6
gradasi E
material agregat kasar dari ukuran butir maksimum 75 mm (3 inci) sampai dengan agregat
ukuran butir 37,5 mm (1½ inci)
3.7
gradasi F
material agregat kasar dari ukuran butir maksimum 50 mm (2,0 inci) sampai dengan agregat
ukuran butir 25,0 mm (1,0 inci)
3.8
gradasi G
material agregat kasar dari ukuran butir maksimum 37,5 mm (1½ inci) sampai dengan
agregat ukuran butir 19,0 mm (3/4 inci)
3.9
keausan
perbandingan antara berat bahan yang hilang atau tergerus (akibat benturan bola-bola baja)
terhadap berat bahan awal (semula)
3.10
mesin abrasi Los Angeles
alat simulasi keausan dengan bentuk dan ukuran tertentu terbuat dari pelat baja berputar
dengan kecepatan tertentu
3.11
saringan No.12 (1,70 mm)
besarnya lubang saringan adalah 1,70 mm atau dalam 1 inci persegi terdapat 12 lubang

4 Ketentuan
4.1 Peralatan
Peralatan untuk pelaksanaan pengujian adalah sebagai berikut:
a) mesin abrasi Los Angeles (Lampiran A); Mesin terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua sisinya dengan diameter dalam 711 mm (28 inci) panjang dalam 508 mm (20 inci); silinder bertumpu pada dua poros pendek yang tak menerus dan berputar pada poros mendatar; silinder berlubang untuk memasukkan benda uji; penutup lubang terpasang rapat sehingga permukaan dalam silinder tidak terganggu; di bagian dalam silinder terdapat bilah baja melintang penuh setinggi 89 mm (3,5 inci);
b) saringan No.12 (1,70 mm) dan saringan-saringan lainnya;
c) timbangan, dengan ketelitian 0,1% terhadap berat contoh atau 5 gram;
d) bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4,68 cm (1 27/32 inci) dan berat masing-masinga antara 390 gram sampai dengan 445 gram;
e) oven, yang dilengkapi dengan pengatur temperatur untuk memanasi sampai dengan 110°C ± 5°C;
f) alat bantu pan dan kuas.

4.2 Benda uji
Benda uji dipersiapkan dengan cara sebagai berikut:
1) gradasi dan berat benda uji sesuai Tabel 1;
2) bersihkan benda uji dan keringkan dalam oven pada temperatur 110°C ± 5°C sampai berat tetap.

5 Pelaksanaan
5.1 Persiapan benda uji
Persiapan benda uji terdiri atas:
a) cuci dan keringkan agregat pada temperatur 110°C ± 5°C sampai berat tetap;
b) pisah-pisahkan agregat ke dalam fraksi-fraksi yang dikehendaki dengan cara
penyaringan dan lakukan penimbangan;
c) gabungkan kembali fraksi-fraksi agregat sesuai grading yang dikehendaki;
d) catat berat contoh dengan ketelitian mendekati 1 gram.
5.2 Cara pengujian
Pengujian dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
a)    pengujian ketahanan agregat kasar terhadap keausan dapat dilakukan dengan salah satu dari 7 (tujuh) cara dalam berikut:




b) benda uji dan bola baja dimasukkan ke dalam mesin abrasi Los Angeles;
c) putaran mesin dengan kecepatan 30 rpm sampai dengan 33 rpm; jumlah putaran gradasi A, gradasi B, gradasi C dan gradasi D adalah 500 putaran dan untuk gradasi E, gradasi F dan gradasi G adalah 1000 putaran;
d) setelah selesai pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin kemudian saring dengan saringan No.12 (1,70 mm); butiran yang tertahan di atasnya dicuci bersih, selanjutnya dikeringkan dalam oven pada temperatur 110°C ± 5°C sampai berat tetap;
e) jika material contoh uji homogen, pengujian cukup dilakukan dengan 100 putaran, dan setelah selesai pengujian disaring dengan saringan No.12 (1,70 mm) tanpa pencucian.

Perbandingan hasil pengujian antara 100 putaran dan 500 putaran agregat tertahan di
atas saringan No.12 (1,70 mm) tanpa pencucian tidak boleh lebih besar dari 0,20;
f) metode pada butir e) tidak berlaku untuk pengujian material dengan metode ASTM C 535-96 yaitu Standard Test Method for Resistance to Degradation of Large-Size Coarse aggregate by Abrasion and impact in the Los Angeles Machine.

6 Perhitungan
Untuk menghitung hasil pengujian, gunakan rumus berikut:
Keausan =[(a-b)/a]x100%...............

dengan pengertian:
a adalah berat benda uji semula, dinyatakan dalam gram;
b adalah berat benda uji tertahan saringan No.12 (1,70 mm), dinyatakan dalam gram.

7 Laporan
Keausan dilaporkan sebagai hasil rata-rata dari dua pengujian yang dinyatakan sebagai
bilangan bulat dalam persen.